SELAMAT DATANG DI GREAT BUTON WEBLOG

Weblog ini akan memperkenalkan kepada anda tentang keeksotikan daerah-daerah di Buton dari sisi kebudayaan, tradisi, kesenian, dan alam. Buton yang dimaksud ialah Buton secara umum yang meliputi Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Buton Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
| 0 komentar ]


Berada tidak jauh di luar kompleks keraton, terdapat istana Sultan Buton ke-38 yang kini menjadi museum atau Pusat Kebudayaan Wolio. Gagasan pendirian museum datang dari putra Sultan Buton ke-38 Drs. H. La Ode Manarfa Kaimuddin KK pada 1980. Saat ini Museum Kebudayaan Wolio dikelola oleh keluarga keturunan Sultan Buton ke-38. Koleksi museum terdiri atas benda-benda peninggalan dari Kesultanan Buton ke-38, berupa alat-alat upacara seperti tempolong, altar, vas bunga, senjata atau alat-alat peperangan seperti tombak, meriam, alat kesenian, alat rumah tangga, keramik, foto-foto dan lainnya.


Jika ingin mengetahui seluk-beluk Kesultanan Buton, menghunjungi Pusat Kebudayaan Wolio merupakan pilihan yang tepat. Tempat ini memang sengaja menjaga sejarah keslutanan Buton tidak hanya dalam bentuk benda-banda besejarah tapi juga kisah-kisah yang siap diungkapkan oleh keluarga yang menjaganya serta tak kalah penting nilai-nilai falsafah kehidupan orang Buton sendiri.

Cukup banyak falsafah hidup orang Buton yang sarat akan makna, diantaranya adalah Empat Aturan Dalam hidup bernegara dan berbangsa mereka memegang teguh empat aturan, yaitu Inda inda mo arata somanamo karo artinya, korbankan harta demi keselamatan diri. Kemudian Inda inda mo karo somana mo lipu, artinya korbankan diri demi keselamatan negeri, kemudian Inda inda mo lupu somanamu syara, artinya korbankan negeri yang penting pemerintahan. Terakhir adalah Inda inda mo syara somanamu agama artinya biarlah pemerintahan hancur yang penting agama.

Falsafah perjuangan kerajaan Buton ini tidak menentukan agama apa yang harus dibela, karena agama apapun sama saja, jika itu sudah menjadi pilihan orang atau negara yang bersangkutan. Selain falsafah negara, Orang Buton mempunyai falsafah hidup, yakni Po Mae Maeka, artinya sesama manusia harus tenggang rasa. Po ma ma siaka, artinya tiap manusia harus saling menyayangi, Po angka angka taka artinya tiap manusia harus saling menghargai dan Po pia piara artinya tiap manusia harus saling memelihara. Karena falsafah ini maka pasangan suami istri di Buton sangat awet dan takut sekali bercerai, mungkin prinsip ini perlu diadopsi banyak orang jaman sekarang yang sedikit bermasalah dengan yang terakhir ini.

sumber: aci.detik.com

0 komentar

Posting Komentar